5 Kebiasaan Buruk Mahasiswa yang Bikin Skripsi Makin Lama Kelar

Skripsi sering kali menjadi momok menakutkan bagi banyak mahasiswa tingkat akhir. Tak jarang, proses penyusunannya memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Padahal, jika dikerjakan dengan konsisten dan disiplin, skripsi bisa diselesaikan tepat waktu. Salah satu penyebab utama keterlambatan penyelesaian skripsi adalah kebiasaan buruk yang tanpa disadari terus dilakukan. Artikel ini akan membahas lima kebiasaan buruk mahasiswa yang membuat skripsi makin lama kelar serta bagaimana cara mengatasinya.

1. Menunda-nunda Pengerjaan (Prokrastinasi)

Kebiasaan menunda adalah musuh utama produktivitas. Banyak mahasiswa berpikir, “Masih ada waktu,” atau “Nanti saja kalau mood-nya bagus.” Sayangnya, waktu terus berjalan, dan akhirnya tugas menumpuk tanpa kemajuan berarti.

Dampaknya:

  • Jadwal bimbingan berantakan

  • Dosen pembimbing kehilangan kepercayaan

  • Semangat menyelesaikan skripsi makin menurun

Solusi:

Buat jadwal harian atau mingguan khusus untuk skripsi. Gunakan teknik seperti Pomodoro (25 menit fokus + 5 menit istirahat) agar lebih efektif. Sisihkan waktu tetap setiap hari, meskipun hanya satu jam.

2. Perfeksionis Berlebihan

Ingin membuat skripsi yang sempurna memang baik, tapi jika berlebihan, justru bisa jadi penghambat. Mahasiswa perfeksionis sering mengulang-ulang bab, merasa belum cukup bagus, dan akhirnya stagnan di satu bagian saja.

Dampaknya:

  • Terlalu lama mengerjakan satu bab

  • Tidak kunjung masuk ke tahapan berikutnya

  • Rasa percaya diri menurun karena merasa hasilnya selalu kurang

Solusi:

Ingat bahwa skripsi adalah karya ilmiah pemula, bukan jurnal internasional. Lebih baik selesai tapi cukup baik (done is better than perfect) daripada sempurna tapi tidak selesai.

3. Tidak Konsisten Konsultasi dengan Dosen Pembimbing

Banyak mahasiswa hanya menemui dosen pembimbing saat sudah mendesak atau menjelang sidang. Padahal, komunikasi yang intensif dapat mempercepat proses revisi dan menghindari kesalahan berulang.

Dampaknya:

  • Revisi menumpuk di akhir

  • Dosen merasa tidak dihargai

  • Keterlambatan penilaian dan tanda tangan

Solusi:

Jadwalkan pertemuan rutin, meskipun hanya untuk melaporkan progres kecil. Ini menunjukkan komitmen kamu, dan dosen pun akan lebih terbuka memberi arahan.

4. Terlalu Banyak Kegiatan di Luar Akademik

Ikut organisasi, kerja part time, atau proyek luar kampus memang bermanfaat untuk pengalaman. Namun, jika tidak diimbangi dengan manajemen waktu yang baik, bisa mengganggu fokus menyelesaikan skripsi.

Dampaknya:

  • Waktu untuk riset dan menulis makin sedikit

  • Tubuh dan pikiran lelah

  • Fokus terpecah, hasil skripsi tidak maksimal

Solusi:

Prioritaskan skripsi di masa-masa akhir kuliah. Kurangi aktivitas yang tidak mendesak atau bisa ditunda. Ingat, lulus tepat waktu juga bagian dari pencapaian besar.

5. Kurang Membaca dan Mencari Referensi yang Tepat

Skripsi yang lambat selesai seringkali disebabkan oleh kurangnya bahan bacaan atau referensi. Mahasiswa cenderung hanya mencari satu-dua sumber, lalu bingung harus menulis apa.

Dampaknya:

  • Tulisan menjadi dangkal dan tidak berbobot

  • Dosen sering meminta revisi karena kurang landasan teori

  • Kehabisan ide di tengah jalan

Solusi:

Luangkan waktu untuk membaca jurnal, buku, dan penelitian terdahulu. Gunakan Google Scholar, Perpusnas, atau repository kampus. Catat poin-poin penting, dan buat kerangka berpikir dari referensi yang kamu temukan.

Penutup

Skripsi bukan soal siapa yang paling pintar, tapi siapa yang paling konsisten dan punya komitmen. Lima kebiasaan buruk di atas mungkin terlihat sepele, tapi bisa menjadi batu sandungan besar jika tidak segera diatasi. Jangan biarkan skripsimu terbengkalai hanya karena hal-hal kecil yang bisa kamu ubah mulai hari ini.

Jika kamu ingin lulus tepat waktu, mulailah dengan evaluasi kebiasaanmu sendiri. Buat target mingguan, bangun disiplin, dan jangan takut untuk meminta bantuan jika mengalami kebuntuan. Ingat, menyelesaikan skripsi adalah langkah awal menuju karier profesionalmu. Jangan sia-siakan kesempatan itu hanya karena malas atau tidak fokus.

baca juga disini : Jurusan Ilmu Komunikasi: Panduan Lengkap untuk Calon Mahasiswa